Rabu, 18 November 2015

Kurikulum 1994


Pengertian Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 di buat sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya,yaitu kurikulum 1984. terjadinya  perubahan Kurikulum 1984 ke Kurikulum 1994 sesungguhnya juga dimaksudkan untuk lebih memberikan bekal bagi siswa ke arah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya membentuk masyarakat yang maju dalam era globalisasi sekarang ini.  Dengan materi pelajaran yang dijabarkan di dalam Kurikulum 1994 diharapkan lulusan sekolah kita dari segala satuan pendidikan memiliki wawasan yang seiring dan seirama dengan tuntutan kemajuan jaman.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 serta mengkombinasikan dengan kurikulum 1975 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.  Menurut UU tersebut, pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pada kurikulum 1994, pendidikan dasar diwajibkan menjadi sembilan tahun (SD dan SMP). Berdasarkan strukturnya, kurikulum 1994 berusaha menyatukan kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan kurikulum 1984 dengan tujuan pendekatan proses. Di samping meniadakan mata pelajaran PSPB juga diperkenalkannya sistem kurikulum SMU yang dimaksudkan untuk menjadikan pendidikan umum benar-benar sebagai pendidikan persiapan ke perguruan tinggi.

Ciri-Ciri Kurikulum 1994
Ciri-Ciri Kurikulum 1994 Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut:
·         Aspek Pendekatan
Kurikulum 1994 menggunakan pendekatan isi/materi sejumlah pelajaran yang wajib ditransfer pada diri anak didik. Siswa dianggap sukses bila menguasai seluruh matapelajaran. Hal ini sesuai dengan teori Tabularasa-nya John Locke.
·         Aspek Otoritas Pengembangan
Dalam kurikulum 1994, pemerintah pusat lebih mendominasi materi pembelajaran dengan muatan kurikulum nasional sebanyak 80 %, sedangkan pihak daerah yang pada hakikatnya mengetahui keadaan, kebutuhan dan potensi wilayahnya hanya mendapat kesempatan 20 %.
·         Aspek Isi atau Materi
Pada kurikulum 1994 materi yang diberikan terkesan overload, sehingga yang terjadi pengulangan-pengulangan materi. Bukan saja hal ini menyebabkan pemborosan waktu, tenaga dan pikiran, namun juga kebosanan/kejenuhan pada diri anak mencapai titik kulminasinya.
·         Aspek Pusat Proses Belajar Mengajar
Keberhasilan PBM dalam kurikulum 1994 lebih banyak ditentukan oleh guru dan apa yang harus dilakukan, sebab sejak awal posisi guru berada pada satu-satunya sumber belajar. Keadaan seperti ini menjadikan anak didik pasif, menerima apa adanya kenyataan yang terjadi di dalam kelas.
·         Aspek Orientasi
Orientasi kurikulum 1994 lebih ditekankan pada perolehan hasil tes yang tinggi, dalam raport diwujudkan dengan bentuk angka-angka. Bagi raport anak didik yang tertulis angka-angka tinggi dari hasil ujian dinyatakan sebagai anak yang berprestasi.
·         Aspek Guru
Dalam kurikulum 1994 guru berperan sangat penting,karena merupakan sumber belajar satu-satunya yang di miliki oleh siswa.
·         Aspek Relasi
Nuansa pembelajaran dalam Kurikulum 1994 bersifat informatif, sebab sejak semula guru menjadi satu-satunya sumber belajar. Metode didaktika yang sering tampak dipergunakan adalah ceramah, maka yang terjadi situasi monologis, guru lebih aktif memberikan materi dan siswa menjadi pasif lebih banyak mendengar.
·         Aspek Tahun Pembelajaran
Dalam kurikulum 1994 menggunakan tahun pembelajaran terbagi dalam catur wulan, maka dalam satu tahun ada tiga masa utama belajar aktif. Dengan implikasi masa ujian juga menjadi tiga kali (Tes Tahap Belajar Catur Wulan I, II dan III). Ini tidak lepas dari orientasi awal pembelajaran yang bersifat teoritis, mencurahkan materi/bahan sebanyak mungkin pada siswa.
·         Aspek Hari Efeketif
Pada Kurikulum 1994 anak didik wajib masuk kelas selama 6 hari / minggu dan menghabiskan 42 jam pelajaran. Hanya tersisa satu hari bagi anak didik untuk bersosialisasi dengan lingkungannya, belum lagi bagi mereka yang menempuh dua jenis pendidikan. Hampir seharian penuh waktunya dihabiskan di ruang – ruang kelas, pagi sampai siang hari dimanfaatkan belajar di Seskolah Dasar (SD), sedang siang sampai sore hari digunakan belajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI), amat melelahkan dan cukup membosankan.
·         Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah Prof. Dr. Ing. Wadiman Djoyonegoro (1993-1998).
·         Sifat kurikulum objective based curriculum
·         Nama SMP dan SLTP kejuruan diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) dan nama SMA diganti SMU (Sekolah Menengah Umum)
·         Jumlah mata pelajaran di SD ada 9 mata pelajaran, SLTP ada 13 mata pelajaran, danSMU ada 10 mata pelajaran.
·         Penjurusan di SMU dilakukan di kelas II dan dibagi atas tiga jurusan, yaitu jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.
·         SMK memperkenalkan program pendidikan sistem ganda (PSG)

 Pembelajaran pada Kurikulum 1994
·         Mata Pelajaran
Kurikulum 1994 mencakup 9 mata pelajaran, yaitu :
1.  Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2. Pendidikan Agama
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
6. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
7. Kerajinan Tangan dan Kesenian
8. Pensisikan Jasmani dan Kesehatan
9. Muatan Lokal
** Khusus mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu  Pengetahuan Sosial (IPS) tidak diberikan di kelas I dan II melainkan mulai diberikan di kelas III.

·         Alokasi waktu:
Kelas I  :  30 jam pelajaran
Kelas II :  30 jam pelajaran
Kelas III  : 38 jam pelajaran
Kelas IV :  40 jam pelajaran
Kelas V  :  42 jam pelajaran
Kelas VI :  42 jam pelajaran


·         Materi
Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Alhasil, kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum yang super padat.
·         Evaluasi
Penilain Ulangan harian :
Bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa menurut tujuan khusus pembelajaran dan untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan khusus yang perlu diperhatikan dalam pengajaran selanjutnya.
 Penilaian Ulangan Umum :
Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran mengenai sejumlah bahan kajian tertentu dan sesudah rentang waktu tertentu telah dicapai oleh siswanya dimana penilaian ulangan umum.
Bentuk-bentuk Penilaian :
1.      Penilaian tertulis
2.      Penilaian lisan
3.      Penilaian perbuatan dan penampilan

·         Pembelajaran
Tujuan  pengajaran  menekankan  pada  pemahaman  konsep  dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)Dalam pelaksanaan kegiatan, guru harus memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.

Penerapan Matematika dalam Kurikulum 1994
Kegiatan matematika internasional begitu marak di tahun 90-an. walaupun hal itu bukan hal yang baru sebab tahun tahun sebelumnya kegiatan internasional seperti olimpiade matematika sudah berjalan beberapa kali. Sampai tahun 1977 saja sudah 19 kali diselenggarakan olimpiade matematika internasional. Saat itu Yugoslavia menjadi tuan rumah pelaksanaan olimpiade, dan yang berhasil mendulang medali adalah Amerika, Rusia, Inggris, Hongaria, dan Belanda.
Indonesia tidak ketinggalan dalam pentas olimpiade tersebut namun jarang mendulang medali. (tahun 2004 dalam olimpiade matematika di Athena, lewat perwakilan siswa SMU 1 Surakarta atas nama Nolang Hanani merebut medali). Keprihatinan tersebut diperparah dengan kondisi lulusan yang kurang siap dalam kancah kehidupan. Para lulusan kurang mampu dalam menyelsaikan problem-probelmke hidupan dan lain sebagainya. Dengan dasar inilah pemerintah berusaha mengembangkan kurikulum baru yang mampu membekali siswa berkaitan dengan problem-solving kehidupan. Lahirlah kurikulum tahun 1994.
Dalam kurikulm tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas, struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari.


Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan
·         Siswa lebih banyak mendapatkan informasi karena materi yang diberikan lebih banyak.
·         Siswa memiliki keterempilan di bidang non akademis melalui muatan lokal.
Kelemahan
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya adalah beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.  Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan adalah diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994.  Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.

 Kesimpulan

Ide pokok
Kurikulum yang dibuat dengan berdasarkan active learning(pembelajaran aktif) yang menekankan pada pendekatan konsep dan keterampilan proses.

Tujuan
Tujuan Nasional
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampila, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Pasal 4 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989)
Tujuan Khusus
·         Tujuan Umum SMA :
            Program pengajaran wajib diikuti  oleh semua siswa  kelas 1 & 2 (Mengacu pada tujuan pendidikan nasional ) semua mata pelajaran.
·         Tujuan Khusus SMA :
            Memberikan peluang  kepada siswa untuk berpindah ke program  pengajaran khusus lainnya sesuai dengan kemampuan, minat dan kemajuan belajaranya
·         Tujuan umum pada matpel biologi:
            Memberikan pengetahuan untuk memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitannya, serta mampu menerapkan konsep-konsep biologi dan metode ilmiah yang melibatkan ketrampilan proses untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Standar Isi
Guru diperbolehkan mengubah sistematika mata pelajaran, asal dalam satu catur wulan
            Program pengajaran di SMA disusun dalam 17 mata pelajaran       Penjurusan di SMA dilakukan di kelas II
        Penjurusan dibagi atas 3 jurusan, yaitu : Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Bahasa,
Konsep-konsep biologi mencakup biologi sel, anatomi, fisiologi, keanekaragaman genetika, evolusi, lingkungan dan perlindungan, dan pengawetan alam.

·Organisasi
Struktur Horizontal
Termasuk kedalam seperated subject ( terpisah ) Hal ini menandakan pada tingkatan SMA materi sudah terpisah,contohnya materi IPA dipecah menjadi fisika, biologi, kimia.
Struktur Vertikal
            yaitu Pelaksanaan kurikulum di sekolah yang merupakan sistem catur wulan. Sistem caturwulan membagi waktu belajar satu tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu yang masing-masing disebut catur wulan (1 tahun = 3 catur wulan). sistem caturwulan 1,2,3. Caturwulan  1 & 2 (12 minggu) untuk kelas 1, 2 & 3, dan caturwulan 1 dan 2 (10 minggu efektif)  untuk kelas 3 (8 minggu efektif). Waktu bidang studi 48 jam (1 caturwulan)

Strategi
Pendekatan konsep dan pendekatan keterampilan proses
Ø  Pendekatan pemecahan masalah
Ø  Pendekatan lingkungan
Ø  Pendekatan induktif dan deduktif
Ø  Pendekatan sejarah
  Pendekatan pengungkapan nilai-nilai
Evaluasi
Penilain Ulangan harian : Bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa menurut tujuan khusus pembelajaran dan untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan khusus yang perlu diperhatikan dalam pengajaran selanjutnya.
·         Penilaian Ulangan Umum : bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran mengenai sejumlah bahan kajian tertentu dan sesudah rentang waktu tertentu telah dicapai oleh siswanya dimana penilaian ulangan umum.
·         Bentuk-bentuk Penilaian :
1.      Penilaian tertulis
2.      Penilaian lisan
3.      Penilaian perbuatan dan penampilan






Tidak ada komentar:

Posting Komentar