Pengertian Kurikulum 1994
Kurikulum
1994 di buat sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya,yaitu kurikulum
1984. terjadinya perubahan Kurikulum 1984 ke Kurikulum 1994
sesungguhnya juga dimaksudkan untuk lebih memberikan bekal bagi siswa ke arah
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya membentuk masyarakat yang
maju dalam era globalisasi sekarang ini. Dengan materi pelajaran yang
dijabarkan di dalam Kurikulum 1994 diharapkan lulusan sekolah kita dari segala
satuan pendidikan memiliki wawasan yang seiring dan seirama dengan tuntutan
kemajuan jaman.
Kurikulum
1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 serta mengkombinasikan dengan
kurikulum 1975 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Menurut UU tersebut, pendidikan
nasional bertujuan untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, sehat
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Pada kurikulum 1994, pendidikan dasar
diwajibkan menjadi sembilan tahun (SD dan SMP). Berdasarkan strukturnya,
kurikulum 1994 berusaha menyatukan kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1975
dengan pendekatan tujuan dan kurikulum 1984 dengan tujuan pendekatan proses. Di
samping meniadakan mata pelajaran PSPB juga diperkenalkannya sistem kurikulum
SMU yang dimaksudkan untuk menjadikan pendidikan umum benar-benar sebagai
pendidikan persiapan ke perguruan tinggi.
Ciri-Ciri Kurikulum 1994
Ciri-Ciri
Kurikulum 1994 Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan
kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut:
·
Aspek
Pendekatan
Kurikulum 1994 menggunakan
pendekatan isi/materi sejumlah pelajaran yang wajib ditransfer pada diri anak
didik. Siswa dianggap sukses bila menguasai seluruh matapelajaran. Hal ini
sesuai dengan teori Tabularasa-nya John Locke.
·
Aspek
Otoritas Pengembangan
Dalam
kurikulum 1994, pemerintah pusat lebih mendominasi materi pembelajaran
dengan muatan kurikulum nasional sebanyak 80 %, sedangkan pihak daerah
yang pada hakikatnya mengetahui keadaan, kebutuhan dan potensi wilayahnya hanya
mendapat kesempatan 20 %.
·
Aspek
Isi atau Materi
Pada
kurikulum 1994 materi yang diberikan terkesan overload, sehingga yang terjadi
pengulangan-pengulangan materi. Bukan saja hal ini menyebabkan pemborosan
waktu, tenaga dan pikiran, namun juga kebosanan/kejenuhan pada diri anak
mencapai titik kulminasinya.
·
Aspek
Pusat Proses Belajar Mengajar
Keberhasilan
PBM dalam kurikulum 1994 lebih banyak ditentukan oleh guru dan apa
yang harus dilakukan, sebab sejak awal posisi guru berada pada satu-satunya
sumber belajar. Keadaan seperti ini menjadikan anak didik pasif, menerima apa
adanya kenyataan yang terjadi di dalam kelas.
·
Aspek
Orientasi
Orientasi
kurikulum 1994 lebih ditekankan pada perolehan hasil tes yang tinggi, dalam
raport diwujudkan dengan bentuk angka-angka. Bagi raport anak didik yang
tertulis angka-angka tinggi dari hasil ujian dinyatakan sebagai anak yang
berprestasi.
·
Aspek
Guru
Dalam
kurikulum 1994 guru berperan sangat penting,karena merupakan sumber belajar
satu-satunya yang di miliki oleh siswa.
·
Aspek
Relasi
Nuansa
pembelajaran dalam Kurikulum 1994 bersifat informatif, sebab sejak semula guru
menjadi satu-satunya sumber belajar. Metode didaktika yang sering tampak
dipergunakan adalah ceramah, maka yang terjadi situasi monologis, guru lebih
aktif memberikan materi dan siswa menjadi pasif lebih banyak mendengar.
·
Aspek
Tahun Pembelajaran
Dalam
kurikulum 1994 menggunakan tahun pembelajaran terbagi dalam catur
wulan, maka dalam satu tahun ada tiga masa utama belajar aktif. Dengan
implikasi masa ujian juga menjadi tiga kali (Tes Tahap Belajar Catur Wulan I,
II dan III). Ini tidak lepas dari orientasi awal pembelajaran yang bersifat teoritis,
mencurahkan materi/bahan sebanyak mungkin pada siswa.
·
Aspek
Hari Efeketif
Pada
Kurikulum 1994 anak didik wajib masuk kelas selama 6 hari / minggu dan
menghabiskan 42 jam pelajaran. Hanya tersisa satu hari bagi anak didik untuk
bersosialisasi dengan lingkungannya, belum lagi bagi mereka yang menempuh dua
jenis pendidikan. Hampir seharian penuh waktunya dihabiskan di ruang – ruang
kelas, pagi sampai siang hari dimanfaatkan belajar di Seskolah Dasar (SD),
sedang siang sampai sore hari digunakan belajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI),
amat melelahkan dan cukup membosankan.
·
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan adalah Prof. Dr. Ing. Wadiman Djoyonegoro (1993-1998).
·
Sifat kurikulum objective based curriculum
·
Nama SMP dan SLTP kejuruan
diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) dan nama
SMA diganti SMU (Sekolah Menengah Umum)
·
Jumlah mata pelajaran di SD ada 9 mata
pelajaran, SLTP ada 13 mata pelajaran, danSMU ada 10
mata pelajaran.
·
Penjurusan di SMU dilakukan di kelas II dan dibagi
atas tiga jurusan, yaitu jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.
·
SMK memperkenalkan program
pendidikan sistem ganda (PSG)
Pembelajaran pada Kurikulum 1994
·
Mata
Pelajaran
Kurikulum
1994 mencakup 9 mata pelajaran, yaitu :
1. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan
2. Pendidikan
Agama
3. Bahasa
Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA)
6. Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS)
7. Kerajinan
Tangan dan Kesenian
8. Pensisikan
Jasmani dan Kesehatan
9. Muatan
Lokal
**
Khusus mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak diberikan di
kelas I dan II melainkan mulai diberikan di kelas III.
·
Alokasi
waktu:
Kelas
I : 30 jam pelajaran
Kelas
II : 30 jam pelajaran
Kelas
III : 38 jam pelajaran
Kelas
IV : 40 jam pelajaran
Kelas
V : 42 jam pelajaran
Kelas
VI : 42 jam pelajaran
·
Materi
Materi pelajaran dianggap terlalu sukar
karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang
bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Materi muatan lokal disesuaikan dengan
kebutuhan daerah masing-masing. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok
masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum.
Alhasil, kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum yang super padat.
·
Evaluasi
Penilain Ulangan harian :
Bertujuan untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa menurut tujuan khusus pembelajaran dan untuk
mengidentifikasikan tujuan-tujuan khusus yang perlu diperhatikan dalam
pengajaran selanjutnya.
Penilaian
Ulangan Umum :
Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran
mengenai sejumlah bahan kajian tertentu dan sesudah rentang waktu tertentu
telah dicapai oleh siswanya dimana penilaian ulangan umum.
Bentuk-bentuk Penilaian :
1.
Penilaian tertulis
2.
Penilaian lisan
3.
Penilaian perbuatan dan penampilan
·
Pembelajaran
Tujuan
pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Pembelajaran
di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi
kepada materi pelajaran/isi). Dalam pelaksanaan kegiatan, guru harus
memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar,
baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat
memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen
(terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.
Penerapan Matematika dalam Kurikulum 1994
Kegiatan matematika internasional
begitu marak di tahun 90-an. walaupun hal itu bukan hal yang baru sebab tahun
tahun sebelumnya kegiatan internasional seperti olimpiade matematika sudah
berjalan beberapa kali. Sampai tahun 1977 saja sudah 19 kali diselenggarakan
olimpiade matematika internasional. Saat itu Yugoslavia menjadi tuan rumah
pelaksanaan olimpiade, dan yang berhasil mendulang medali adalah Amerika,
Rusia, Inggris, Hongaria, dan Belanda.
Indonesia tidak ketinggalan dalam
pentas olimpiade tersebut namun jarang mendulang medali. (tahun 2004 dalam
olimpiade matematika di Athena, lewat perwakilan siswa SMU 1 Surakarta atas nama
Nolang Hanani merebut medali). Keprihatinan tersebut diperparah dengan kondisi
lulusan yang kurang siap dalam kancah kehidupan. Para lulusan kurang mampu
dalam menyelsaikan problem-probelmke hidupan dan lain sebagainya. Dengan dasar
inilah pemerintah berusaha mengembangkan kurikulum baru yang mampu membekali
siswa berkaitan dengan problem-solving kehidupan. Lahirlah kurikulum tahun
1994.
Dalam kurikulm tahun 1994,
pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas, struktur materi sudah
disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti
komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan
disajikan dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat
itu mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual
yang berkaitan dengan materi. Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir
pokok bahasan, hal ini diberikan dengan pertimbangan agar siswa mampu
menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari.
Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan
·
Siswa
lebih banyak mendapatkan informasi karena materi yang diberikan lebih banyak.
·
Siswa
memiliki keterempilan di bidang non akademis melalui muatan lokal.
Kelemahan
Selama
dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai
akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content
oriented), di antaranya adalah beban belajar siswa terlalu berat karena
banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata
pelajaran. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan
kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan adalah diberlakukannya
Suplemen Kurikulum 1994. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena
kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna
karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Ide pokok
|
Kurikulum yang dibuat dengan berdasarkan active
learning(pembelajaran aktif) yang menekankan pada pendekatan konsep dan keterampilan
proses.
|
Tujuan
|
Tujuan Nasional
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampila,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Pasal 4 Undang-undang Nomor
2 Tahun 1989)
Tujuan Khusus
· Tujuan Umum
SMA :
Program
pengajaran wajib diikuti oleh semua siswa kelas 1 & 2
(Mengacu pada tujuan pendidikan nasional ) semua mata pelajaran.
· Tujuan Khusus
SMA :
Memberikan
peluang kepada siswa untuk berpindah ke program pengajaran khusus
lainnya sesuai dengan kemampuan, minat dan kemajuan belajaranya
· Tujuan umum
pada matpel biologi:
Memberikan
pengetahuan untuk memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitannya,
serta mampu menerapkan konsep-konsep biologi dan metode ilmiah yang
melibatkan ketrampilan proses untuk memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
|
Standar
Isi
|
Guru diperbolehkan mengubah sistematika mata pelajaran,
asal dalam satu catur wulan
Program pengajaran
di SMA disusun dalam 17 mata pelajaran Penjurusan di
SMA dilakukan di kelas II
Penjurusan
dibagi atas 3 jurusan, yaitu : Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Bahasa,
Konsep-konsep biologi mencakup
biologi sel, anatomi, fisiologi, keanekaragaman genetika, evolusi, lingkungan
dan perlindungan, dan pengawetan alam.
|
·Organisasi
|
Struktur
Horizontal
Termasuk
kedalam seperated subject ( terpisah ) Hal ini
menandakan pada tingkatan SMA materi sudah terpisah,contohnya materi IPA
dipecah menjadi fisika, biologi, kimia.
Struktur Vertikal
yaitu Pelaksanaan kurikulum di
sekolah yang merupakan sistem catur wulan. Sistem caturwulan membagi waktu
belajar satu tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu yang masing-masing
disebut catur wulan (1 tahun = 3 catur wulan). sistem caturwulan
1,2,3. Caturwulan 1 & 2 (12 minggu) untuk kelas
1, 2 & 3, dan caturwulan 1 dan 2 (10 minggu efektif)
untuk kelas 3 (8 minggu efektif). Waktu bidang studi 48 jam (1 caturwulan)
|
Strategi
|
Pendekatan konsep dan pendekatan keterampilan proses
Ø Pendekatan
pemecahan masalah
Ø Pendekatan
lingkungan
Ø Pendekatan
induktif dan deduktif
Ø Pendekatan
sejarah
Pendekatan
pengungkapan nilai-nilai
|
Evaluasi
|
Penilain Ulangan harian : Bertujuan untuk mengetahui
kemajuan belajar siswa menurut tujuan khusus pembelajaran dan untuk
mengidentifikasikan tujuan-tujuan khusus yang perlu diperhatikan dalam
pengajaran selanjutnya.
· Penilaian
Ulangan Umum : bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran
mengenai sejumlah bahan kajian tertentu dan sesudah rentang waktu tertentu
telah dicapai oleh siswanya dimana penilaian ulangan umum.
· Bentuk-bentuk
Penilaian :
1.
Penilaian tertulis
2.
Penilaian lisan
3.
Penilaian perbuatan dan penampilan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar